Minggu, 15 April 2012

Lambang Dari Kepala-Kepala

Adalah tidak mungkin bahwa baik tanduk-tanduk maupun kepala-kepala kedua-duanya melambangkan pemerintahan-pemerintahan sipil atau raja-raja. Jika tanduk-tanduk melambangkan pihak politikus, maka kepala-kepala tidak mungkin juga melambangkannya. Dari hal binatang yang menyerupai harimau kumbang Yohanes mengatakan, “Aku tampak salah satu daripada kepala-kepalanya itu bagaikan terluka yang membawa mati.” Karena “kepala” yang “terluka” itu melambangkan suatu badan agama, maka keseluruhan tujuh kepala itu harus melambangkan badan-badan organisasi agama, karena semua kepala-kepala itu adalah sama, terkecuali kepala yang terluka. Demikianlah suatu kenyataan yang tidak mungkin salah, bahwa simbol-simbol itu adalah dimaksudkan untuk mengungkapkan baik pihak pemerintahan sipil maupun pihak penguasa agama dari dunia yang ada.

Mahkota-mahkota melambangkan kekuasaan sipil seperti yang dijelaskan terdahulu. Kalau saja mahkota-mahkota itu terdapat pada kepala-kepala seperti halnya pada ular naga dari Wahyu 12 : 3, maka itu akan menunjukkan bahwa gereja-gereja sedang menggunakan bantuan kekuatan sipil untuk mengembangkan dgma mereka seperti halnya di masa kekaizaran dan kepausan Romawi, yang dilambangkan oleh ular naga itu. Tetapi karena mahkota-mahkota itu berada pada tanduk-tanduk, dan negara adalah terlepas dari gereja, maka itu membukjtikan simbol itu oleh mahkota-mahkota itu adalah tepat benar. Karena kenyataan-kenyataan yang dikemukakan mengenai keadaan dari simbol-simbol itu tidak dapat dibantah, terbuktilah bahwa kita memiliki suatu landasan positif bagi pengaplikasian simbol-simbol itu.

Binatang yang menyerupai harimau kumbang itu adalah turunan dari empat kerajaan kuno. Oleh sebab itu, ia melambangkan dunia, tetapi lebih tepat lagi yaitu keseluruhan peradaban barat berikut pemerintahan-pemerintahan sipil dan organisasi-organisasi agamanya. Akibatnya kepala-kepala itu melambangkan hanya dunia Kristen saja. Yohanes mengatakan : “Binatang itu memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk dan di atas tanduk-tanduknya itu terdapat sepuluh mahkota, dan di atas kepala-kepalanya itu terdapat nama hujat.” Kenyataan bahwa terdapat nama hujat di atas kepala-kepala itu merupakan suatu bukti tambahan bahwa semuanya itu hanya dapat melambangkan badan-badan organisasi agama, sebab hujat adalah sama saja dengan munafik, dan munafik berarti suatu usaha untuk mencampur adukkan yang suci dengan yang biasa. Tetapi Tuhan berfirman : “Aku tahu hujat mereka itu yang mengatakan mereka adalah orang-orang Yahudi (orang-orang Kristen), tetapi bukan, melainkan mereka adalah jemaat Iblis.” (Wahyu 2 : 9). “Demikianlah Himeneus dan Alexander yang sudah aku serahkan kepada Iblis, supaya mereka itu diajar jangan menghujat.” (1 Timotius 1 : 20). “Sebab itu, hai anak Adam, berkatalah kepada bangsa Israel dan katakanlah kepadanya, Demikianlah firman Tuhan Hua, dalam ini pun segala bapamu sudah menghujat Aku, dalam hal itu mereka sudah mendurhaka melawan Aku.” (Yeheskiel 20 : 27). Baik kejahatanmu baik kejahatan segala nenek moyangmu yang sudah membakar dupa di atas gunung dan yang menghujat Aku di atas bukit-bukit, demikianlah firman Tuhan; sebab itu upah segala perbuatannya yang dahulu itu akan kusukatkan kelak ke dalam ribaan mereka itu.” (Yesaya 65 : 7). Pendurhakaan terhadap Firman Allah ialah hujat.”

Dengan sendirinya timbul pertanyaan, siapakah yang merupakan gereja-gereja yang menghujat ini? Mereka pasti banyak jumlahnya; bayangkanlah begitu banyak sekte yang ada. Firman nubuatan dari Allah, berbicara mengenai masa yang ada ini menegaskan : “Pertama-tama sekali ingatlah, bahwa pada akhir zaman akan datang kelak pengolok-olok yang berjalan menurut hawa napsunya sendiri.” (2 Petrus 3 : 3). “Karena masanya akan datang kelak manakala orang tiada tahan akan pengajaran yang benar, tetapi sebab gatal teliganya hendak mendengar, maka dihimpunkannya guru-guru bagi dirinya sendiri menurut hawa napsunya sendiri; maka mereka akan berpaling telinganya daripada kebenaran, lalu menyimpang kepada segala cerita bohong.” (2 Timotius 4 : 3, 4).

Apakah yang menimbulkan kekacauan masa sekarang ini? Sebab mereka telah berpaling dari kebenaran Alkitab yang murni, inilah satu-satunya jawaban yang dapat diberikan. Mungkinkah bahwa semua dapat benar sementara dua orang saja pun tidak ada yang sama percayanya, dengan hanya sebuah Alkitab, sebuah Injil, satu Tuhan, satu neraka yang ditinggalkan dan satu sorga yang dikejar? Yesus mengatakan : “Ada lagi pada-Ku domba lain yang bukan berasal dari kandang ini; semua itu juga harus Ku bawa, dan domba-domba itu akan mendengar suara-Ku, lalu akan menjadi sekawan, dan gembala seorang saja.” (Yohanes 10 : 16).

Kekacauan Setan yang sedemikian seperti halnya kekacauan yang ada pada sekarang ini sedang akan timbul di masa rasul Paulus yang lalu. Sementara Roh Allah menggerakkan dia, maka diucapkannya kata-kata dengan suatu teguran keras sebagai berikut : “Hai Saudara-Saudaraku, sekarang aku minta kepadamu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya hendaklah kami berbicara perkara yang sama, dan supaya tidak terdapat perpecahan di antara kamu, melainkan supaya kamu sekalian bersatu dengan satu hati dan satu keputusan. Karena sudah diberitahukan kepadaku dari hal kamu, hai Saudara-Saudaraku, oleh isi rumah Chelu, bahwa ada terdapat pertengkaran di antara kamu. Kini aku tegaskan, bahwa masing-masing kamu mengatakan : bahwa aku ini dari pihak Paulus, aku ini dari pihak Apolos, aku ini dari pihak Kepas, aku ini dari pihak Kristus.” Adakah Krisuts itu terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau dengan nama Pauluskah kamu dibaptiskan? (1 Korintus 1 : 10 – 13). Betapa besarnya perbedaan di antara kedudukan yang diambil oleh hamba Allah yang dipenuhi Roh dan rasul-rasul ciptaan sendiri yang ada sekarang.

Yesus mengatakan, “Semua perkara ini akan diperbuat mereka itu kepadamu, sebab tiada dikenalnya Bapa atau Aku.” (Yohanes 16 : 3). Kalau saja apa yang disebut pemimpin-pemimpin Kristen ini telah dipimpin oleh Roh Allah, maka mereka sudah akan meniru teladan yang dikemukakan oleh para nabi dan para rasul; maka tidak mungkin terdapat perpecahan apapun dalam kebenaran Alkitab. Keadaan pada waktu ini betul-betul merupakan suatu hujat dan menggenapi kata-kata Tuhan yang berbunyi : “Karena akan bangkit kelak Kristus-Kristus palsu, dan nabi-nabi palsu, dan akan menunjukkan tanda-tanda ajaib yang besar-besar; yang sedemikian itu, sehingga jika mungkin mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan.” (Matius 24 : 24).

Melihat kepada kekacauan yang besar ini, terdapat kesulitan yang nyata untuk dengan cepat menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Yesus mengatakan : “Lagi pula Aku berkata kepadamu : Bahwa jikalau dua orang daripadamu sepakat di atas bumi ini dalam barang sesuatu yang hendak dipintanya, ia itu akan diadakan baginya oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 18 : 19). Tidak ada lagi yang dapat lebih berkenan bagi Allah daripada bagi salah satu daripada anak-anak-Nya untuk meminta jalan kebenaran dengan sejujurnya. Oleh sebab itu, orang yang sedemikian ini tidak akan dibiarkan dalam kegelapan : “Pintalah, maka ia itu akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan dapat; ketoklah, maka ia itu akan dibukakan kepadamu.” (Matius 7 : 7).

Jika orang menghiraukan mencari kebenaran, maka itu dapat dengan mudah terlaksanakan. Tetapi kenyataannya ialah, bahwa mereka tidak menghiraukannya. Orang banyak lebih suka tertipu daripada memohon kepada Allah untuk menunjukkan kepada mereka kebenaran-Nya. Benar, mereka berdoa, tetapi doa mereka tidak didengar, sebab : “Barangsiapa yang memalingkan telinganya dari mendengarkan hukum, bahkan doanya sekalipun akan merupakan kekejian.” (Amsal 28 : 29). Orang-orang yang disebut Kristen masa kini, mengatakan “Bahwa Injil adalah terdapat dalam Wasiat Lama dan hanya berlaku bagi orang-orang Yahudi saja.” Kita menoleh kepada Wasiat Baru untuk mendapatkan terang bagi masalah ini sebagai berikut : “Sebab itu barangsiapa hendak merombak salah satu dari perintah-perintah yang terkecil ini, dan akan mengajarkan demikian ini kepada orang lain, ia akan disebut yang terkecil di dalam kerajaan sorga; tetapi semuanya, ia akan disebut besar di dalam kerajaan sorga.” (Matius 5 : 19). Orang yang setia hatinya, dengan heran, mendengarkan pada waktu itu kata-kata orang pengolok-olok yang tidak beriman yang berbunyi : “Itu bukan dimaksudkan kepada hukum Allah; itu adalah perintah dari Yesus : Hendaklah kamu mengasihi sesamamu seperti akan dirimu sendiri.” Benar, tetapi yang manakah dari sepuluh perintah itu yang dapat kamu rombak, lalu juga kamu penuhi perintah-perintah dari Yesus? Maka jika kamu mengasihi sesamamu, maukah kamu mempermalukan Allahmu? Bukankah empat perintah yang pertama itu dipatuhi untuk menunjukkan hormat kepada Allah; dan enam perintah yang terakhir itu untuk menguji berapa besar kasih kita kepada sesama manusia?

Yesus mengatakan : “Pada kedua perintah inilah bergantung semua hukum Torat dan kitab nabi-nabi.” (Matius 22 : 40). Adakah Putera Allah yang tunggal itu bekerja bertentangan dengan Bapa-Nya? “Wahyu dari Yesus Kristus, yang diberikan Allah kepada-Nya untuk menunjukkan kepada semua hamba-Nya perkara-perkara yang harus akan jadi dengan segeranya; maka disuruh-Nya malaikat-Nya memberitahukannya kepada hamba-Nya malaikat-Nya memberitahukannya kepada hamba-Nya Yohanes.” (Wahyu 1 : 1). “Di sinilah terdapat sabar dari orang-orang saleh : inilah mereka yang memeliharakan perintah-perintah Allah, dan iman dari Yesus.” (Wahyu 14 : 12). Tidakkah Yesus mengatakan, bahwa orang-orang saleh-Nya memeliharakan perintah-perintah Allah? Kembali lagi pikiran yang berdosa mengemukakan sanggahannya sebagai berikut : “Mereka itu memeliharakan perintah-perintah Allah, tetapi bukan hukum.” Tetapi Roh menjelaskan : “Jika kamu menilik akan rupa orang, kamu berbuat dosa, dan kamu dihukumkan oleh hukum itu sebagai pelanggar-pelanggar hukum. Karena barangsiapa yang memegang segenap hukum, tetapi melangkah salah satu perkara, maka salahlah ia terhadap semuanya. Karena Ia berfirman : ‘Jangan berzinah’, tetapi membunuh, niscaya engkau sudah menjadi orang melanggar hukum. Katakanlah begitu dan turutlah begitu seperti orang yang akan dihakimkan oleh hukum kemerdekaan.” (Yakobus 2 : 9 – 12). “Berbahagialah segala orang yang melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka itu berhak menghampiri pohon hayat itu, dan boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam negeri itu.” (Wahyu 22 : 14).

Pemeliharaan terhadap perintah-perintah-Nya adalah tiket untuk masuk ke sorga. “Akan Torat dan Kesaksian : jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, itu adalah karena tidak ada terang dalam mereka.” (Yesaya 8 : 20). “Karena pikiran tabiat duniawi itu bermusuhan melawan Allah : karena ia itu tidak tunduk kepada hukum Allah, bahkan juga tidak dapat.” (Roma 8 : 7). “Barangsiapa yang mengatakan, aku kenal Dia, tetapi tidak memeliharakan perintah-perintah-Nya, ia adalah pembohong, maka kebenaran tidak terdapat di dalamnya.” (Yohanes 2 : 4). Sesudah lepas dari lubang penglihatan Iblis yang satu, pikiran tabiat duniawi itu berpegang lagi kepada yang lainnya; memutuskan untuk melayani Iblis dan menyesatkan dirinya sendiri, lalu dengan angkuhnya ia mengucapkan kata-kata, “Kami tidak memeliharakan hukum itu sesuai hurufnya melainkan sesuai dengan Roh, ‘Sebab huruf itu membunuh tetapi Roh memberikan kehidupan.’ Kekeliruannya terhadap apa yang diartikan dengan kebenaran Hukum sesuai dengan Roh ia harus mengesampingkan Firman Allah yang tertulis, dan memeliharakan Hukum Ilahi itu sesuai dengan cara-caranya sendiri, dan selaras dengan pikiran tabiatnya yang berdosa itu; membatalkan tulisan Yehovah sendiri (Lihat Keluaran 31 : 18), lalu dengan demikian meninggikan yang sia-sia di atas Yang Tak Terhingga. Betapa besarnya hujat yang dapat melibatkan seseorang sedemikian in? berikut ini kami kemukakan suatu penjelasan singkat mengenai masalah ini.

Memeliharakan hukum sesuai dengan hurufnya ialah mendirikan sebuah tembok mengelilinginya seperti yang diperbuat oleh orang-orang Parisi yang sombong dahulu. Kami kutip 1 Yohanes 3 : 15 yang berbunyi sebagai berikut : “Siapapun juga yang membenci saudaranya ialah pembunuh.” Oleh karena itu, walaupun kita tidak membunuh, tetapi membenci saudara kita, kita telah mematuhi hukum itu dengan tidak bersalah sesuai dengan huruf-hurufnya, tetapi bukan sesuai dengan Rohnya. Mematuhi hukum sesuai dengan Roh mempunyai pengertian yang lebih luas daripada yang dapat ditangkap oleh pikiran yang berdosa. Jika saya harus mematuhi semua hukum, maka saya harus mematuhi seluruh Firman Allah dalam segala hal, sebab jika tidak, maka saya akan menghina Dia, dan saya akan menjadi seorang pelanggar hukum seperti seorang anak durhaka yang mempermalukan orangtuanya di bumi, dan menjadi bersalah melawan perintah yang kelima di dalam hukum itu.

“Adakah kita diselamatkan oleh hukum Torat?” Tentunya tidak! Kita diadili oleh hukum Torat. Dengan demikian, jika kita dengan sengaja melanggar Firman Allah, maka kita jatuh di bawah tuduhan bersalah dari hukum Torat. “Karena jika kita berbuat dosa dengan sengaja kemudian daripada kita telah beroleh pengenalan akan yang benar itu, maka tidak ada lagi korban karena dosa.” (Ibrani 10 : 26). Tetapi jika kita mencintai pembenaran dari Allah seperti yang dikemukakan di dalam hukum-Nya, dan berketetapan hati untuk mematuhi Firman-Nya yang Suci di mana saja dijumpai (di dalam Alkitab atau pun Roh Nubuat) sesuai dengan ungkapan dari Roh-Nya, maka kita akan memperoleh kuasa yang memungkinkan kita untuk mematuhi maksud ilahi, lalu olehnya juga dosa-dosa kita dihapuskan oleh darah Kristus, dan demikianlah kita dibuat menjadi merdeka dari hukum itu berikut tuduhannya – kita ditempatkan di bawah karunia ilahi.



Benar adanya bahwa banyak orang suka disesatkan, mereka menyombongkan dirinya bahwa mereka berada dalam perjalanan ke sorga, sementara sebaliknya Setan sedang mengedipkan mata karena kebodohan mereka itu. Firman Allah menegaskan : “Maka banyak orang akan mengikuti jalan-jalan mereka yang jahat, dan jalan yang benar akan dicela orang oleh sebab mereka itu. …… Tetapi orang-orang ini, bagaikan binatang-binatang alamiah yang bengis, yang diciptakan untuk ditangkap dan dibinasakan, mencela segala perkara yang mereka sendiri tidak mengerti; maka mereka akan sepenuhnya binasa dalam kejahatannya sendiri.” (2 Petrus 2 , 2, 12). Ini membuktikan bagaimana semangat untuk membela golongan agama sendiri telah muncul.

Sebagaimana telah dibuktikan dan telah diterima secara umum, bahwa “tujuh sidang” dari buku Wahyu itu, pasal dua dan tiga, melambangkan sejarah gereja dalam sejarah Kristen, ternyata bahwa sidang telah terbagi dalam tujuh bagian. Laodikea merupakan yang terakhir, ia pun berada dalam bahaya kejatuhan sesuai dengan kesaksian dari Saksi yang benar sebagai berikut : “Oleh sebab engkau begitu suam, dan hangat pun tidak sejuk pun tidak, maka Aku hendak meludahkan kamu keluar dari dalam mulut-Ku.” (Wahyu 3 : 16). Allah telah mengirimkan pekabaran demi pekabaran untuk memberikan terang ke atas Firman tertulis-Nya. Semuanya itu dimaksudkan untuk memperbaiki yang salah, menegur dosa, dan memperbaiki orang berdosa; tetapi para pemimpin dari masing-masing sidang itu membuang pekabaran-pekabaran itu, dan sebagian kecil orang-orang yang rela mengorbankan segala-galanya untuk mendapatkan kebenaran itu telah dipaksa untuk berpisah meninggalkan gereja-gereja dan maju terus dengan terang itu. Kalau saja para pemimpin mau rela untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan merkea lalu menyucikan sidang, maka sudah akan ada hanya satu sidang saja. Oleh penolakan terhadap kebenaran itu, maka masing-masing sidang memutuskan dirinya sendiri dari jangkauan lengan Allah. Dengan demikian, tidak ada satupun dari sidang-sidang ini memiliki terang tambahan atas Firman Injil daripada apa yang telah diberikan kepada mereka oleh para pendiri dari masing-masing pergerakan sidang mereka itu. Kenyataan ini membuktikan benarnya nubuatan Firman Allah, dan makin tua periode sidang itu makin besar tuduhan hukumannya. Oleh sebab itu, amka semua sidang ini dilambangkan dengan “kepala-kepala”; “nama hujat” di atas seluruh kepala-kepala itu, menunjukkan kejatuhan mereka. Kalau mereka menolak juga panggilan yang terakhir ini, maka ungkapan dari semua kenyataan ini akan berdiri menentang merkea, dan akan mendatangkan kehancuran mereke yang terakhir.

Pekabaran mengenai mereka yang 144.000 itu, serta suatu seruan bagi reformasi yang disampaikan kepada gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tahun 1930 telah sama juga ditolak. Oleh karena itu, sebagaimana halnya para pemimpin dari sidang-sidang belum pernah menyambut sesuatu pekabaran pada masa manapun, maka mereka tentunya sedang menggenapi kata-kata nubuatan berikut ini : “Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, karena akan terkejut dan tertangkap; sesungguhnya mereka telah menolak firman Tuhan; maka kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka? …… Karena segala gembala akan menjadi bodoh, tiada dicarinya Tuhan; sebab itu mereka tidak akan berbahagia, dan semua kawanan dombanya akan tercerai-berai.” (Yeremiah 8 : 9; 10 : 21).

“Tujuh kepala” dari “binatang yang menyerupai harimau kumbang” itu melambangkan rahasia dari kemunafikan dan ketidak berimanan ini, menunjukkan bagaimana masing-masingnya jatuh ke dalam jerat yang ditujunya. Oleh karena itu, semenjak dari masa Luther dan seterusnya Allah telah membiarkan agar umat-Nya dihanyutkan oleh air bah kepunyaan Setan (orang-orang yang tidak bertobat). Dengan demikian Ia terus memanggil sidang-Nya dari pergerakan yang satu kepada pergerakan yang lain.

Oleh sebab itu, mereka yang merendahkan standard dan menolak untuk berreformasi mengikuti suara trompet, mereka adalah orang-orang yang menciptakan perpecahan di dalam sidang Allah. “Sekarang aku pinta kepadamu Saudara-Saudaraku, tandailah mereka yang menciptakan perpecahan dan perselisihan yang bertentangan dengan pengajaran yang kamu pelajari; maka jauhilah mereka itu. Sebab orang-orang yang sedemikian itu tidak berbakti kepada Tuhan kita Yesus Kristus, melainkan melayani perut mereka sendiri; dan dengan kata-kata yang manis dan pidato-pidato yang menarik mereka menyesatkan orang-orang yang tulus hatinya.” (Roma 16 : 17, 18).

Karena sejarah gereja adalah sedemikian ini, dan bagian gereja yang terakhir (Orang-orang Laodikea) berada dalam keadaan yang terburuk, dan berada di bawah tuduhan yang lebih keras lagi daripada setiap sidang sebelumnya, dan karena tidak ada lagi waktu yang tinggal untuk membangkitkan suatu pergerakan yang baru, maka suatu pekabaran mengenai terang yang mentaajubkan dan teguran yang tegas melalui Firman Allah, disertai manifestasi-manifestasi mengenai keputusan-keputusan ilahi, adalah satu-satunya obat yang dapat membawakan pertobatan yang benar dan pembaharuan. Demikianlah mempersiapkan sebuah sidang untuk berdiri “dengan tiada bercacat cela, berkerut atau pun sesuatu perkara yang sedemikian ini”, yang hanya olehnya juga dapat dikatakan : “Maka naiklah amarah naga akan perempuan itu (sidang sebagai sebuah badan) lalu pergi memerangi yang lagi tinggal daripada benihnya, yaitu mereka yang memeliharakan hukum-hukum Allah, dan yang memiliki kesaksian dari Yesus Kristus.” (Wahyu 12 : 17). Adalah karena kesucian daripada sidang yang telah menimbulkan amarah dari naga itu.

“Tujuh sidang” ini pun dilambangkan oleh “tujuh kakidian”, dan kepemimpinan daripada sidang-sidang ini dilambangkan oleh “tujuh malaikat.” Demikianlah kita baca : “Adapun akan rahasia tentang tujuh bintang yang engkau tampak di dalam tanganku, dan tujuh kakidian emas itu, ketahuilah : Ketujuh bintang itu ialah malaikat-malaikat dari tujuh sidang itu; dan tujuh kakidian itu ialah tujuh sidang jemaat. (Wahyu 1 : 20). “Maka kepada malaikat dari sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah.” (Wahyu 3 : 14). Perhatikanlah pekabaran itu ditujukan kepada malaikat (kepemimpinan), dan bukan kepada kakidian (sidang jemaat sebagai sebuah badan). Oleh karena itu, tuduhan itu bukanlah ditujukan kepada kakidian, melainkan kepada malaikat. “Sebab katamu, aku kaya, dan bertamabah-tambah dengan kekayaan, dan tikdak kekurangan barang sesuatu pun; dan tidak mengetahui bahwa engkau adalah orang yang malang, dan sengsara, dan miskin, danbuta, dan bertelanjang.” (Wahyu 3 : 17). Saudara-saudaraku, ini bukan ditujukan terhdap kamu, karena adalah Kristus yang berbicara, yang telah mati bagimu, terkecuali jika engkau tidak mau merubah jalan kehidupanmu.

Jika Kristus, oleh menghimpunkan ketujuh sidang ini ke dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tujuh kakidian dan memberikan catatan yang tergelap terhadap sidang yang terakhir, tidak juga menyebutkan orang-orang Laodikea itu Babil, maka demikian pula interpretasi mengenai “kepala-kepala” itu tidak akan berbuat begitu. Bukannya karena orang-orang Laodikea itu adalah lebih baik sehingga mereka tidak disebut Babil, karena catatan mengenai diri mereka adalah terburuk, melainkan adalah untuk menunjukkan bahwa karena alasan bertambahnya terang mereka, maka Ia akan melayani mereka secara terpisah. Adalah untuk membuktikan, bahwa jika “malaikat” (kepemimpinan) dari sidangnya orang-orang Laodikea menolak pekabaran dari “Saksi Yang Benar”, maka Ia tak dapat memanggil mereka yang 144.000 itu keluar dari antara mereka itu masuk ke dalam sesuatu pergerakan yang lain melalui panggilan dari Wahyu 18 yang berbunyi : “Keluarlah daripadanya hai umat-Ku supaya jangan kamu terbabit dengan segala dosanya, dan supaya jangan kamu ikut terkena segala celakanya”, (ayat 4), melainkan sebaliknya melalui pekabaran dari Wahyu 7 dan Yeheskiel 9. Dengan demikian secepat mungkin melepaskan umat-Nya, dan selekasnya “menyelesaikan pekerjaan dan mempersingkatkannya dalam kebenaran; sebab suatu tugas yang singkat hendak Tuhan lakukan di atas bumi.” (Roma 9 : 28).

Durhakan terhadap Firman Allah adalah hujat, dan hujat ialah kemunafikan; yaitu yang dikatakan, bahwa mereka bukanlah sebagaimana yang mereka mengakui dirinya. Kemunafikan menyembunyikan tangisan-tangisan dosa di bawah selubung kebaikan. Dosa munafik seperti ini sukar sekali untuk disembuhkan karena tidak mudah ia itu ditemui oleh manusia. Kita tidak dapat memahami hati orang lain. Kita juga tidak dapat membedakan di antara selubung kemunafikan dan kehidupan yang suci. Asal mulanya suatu penipuan rohani dari suatu keadaan bukan dari sifat azasi manusia. Oleh sebab itu, rencananya adalah sangat licik sehingga ia itu tidak dapat dilihat oleh penglihatan manusia yang serba terbatas. Jenis penipuan ini hanya dapat dikenal di bawah penglihatan yang seksama dari Firman Allah yang suci dan oleh bantuan Roh-Nya.

“Cara-cara yang efektif untuk mengobati perencanaan penipuan yang tersusun rapih sedemikian ini ialah dengan suatu keyakinan yang teguh bahwa ada suatu mata Allah yang melihat semua; yang melihat akan dosa itu dimana pun juga berada, dan yang akan membawanya ke dalam pehukuman. Seorang munafik dapat saja menyembunyikan dosanya dari penglihatan orang lain bahkan kadang-kadang dari hati kecilnya sendiri, tetapi ia itu tidak pernah mungkin tersembunyi dari Allah.” Paulus, dalam memandang ke depan kepada suatu masa yang sedemikian ini, mengatakan sebagai berikut : “Karena masanya akan datang apabila orang tidak tahan terhadap pengajaran yang benar; tetapi sebab gatal telinganya hendak mendengar, maka dihimpunkannya guru-guru bagi dirinya menurut hawa napsunya sendiri. Maka dipalingkannya telinganya daripada kebenaran, lalu menyimpang kepada semua cerita bohong.” (2 Timotius 4 : 3, 4). “Jikalau begitu, hai engkau yang mengajar orang lain, tiadakah engkau mengejar akan dirimu sendiri” engkau yang mengajarkan bahwa jangan orang mencuri, tetapi engkau mencurikah? Engkau yang mengatakan, bahwa orang jangan berzinah, tetapi engkau berzinahkah? Engkau yang membenci segala berhala, tetapi engkau rampaskah rumah berhala? Engkau yang memegahkan dirimu dalam hal torat, tetapi engkau menghinakan Allah dengan melanggar hukum torat?” (Roma 2 : 21 – 23). Bagi orang-orang yang acuh tak acuh dan yang sembronoi; Ayub menegaskan sebagai berikut : “Bahwa anak sulung maut itu menelan kekuatan kulit tubuhnya bahkan kekuatannya.” (Ayub 18 : 13).

Tujuh kepala itu secara simbolis akan menunjukkan kepada “tempat-tempat yang tinggi” ini yang dipimpin oleh para pemimpin yang tidak suci yang telah mencoba untuk mencampur-adukkan perkara-perkara yang suci dengan yang biasa, dan yang menolak untuk mendengarkan Firman Tuhan. Angka bilangan Alkitab “tujuh” menunjukkan kepada kelengkapan, yang dengan sendirinya akan meliputi seluruh dunia Kristen pada masa kebenaran nubuatan ini diungkapkan untuk diketahui umum. Kemunafikan yang sedemikian ini bukanlah sesuatu yang asing dalam sejarah umat Allah, karena berulang kali sidang telah jatuh dihanyutkan oleh air bah Setan itu. Di masa Luther keadaannya adalah sama buruknya seperti pada masa sidang menyalibkan Kristus dahulu.

Jika generasi ini adalah lebih jahat daripada setiap generasi yang mendahuluinya, maka apakah yang dapat membuat sidang tahan uji terhadap sesuatu kemurtadan yang sedemikian? Adalah diakui oleh kebanyakan siswa Alkitab, bahwa nubuatan-nubuatan yang seperti ini hanya akan dpat dimengerti apabila objek nubuatan yang dikemukakan telah sepenuhnya berkembang. Oleh sebab itu, sekaranglah masanya dimana simbol-simbol itu berbicara. Tetapi ada suatu segi lain lagi untuk ini, dengan mana kami akan membuktikan bahwa semua fakta yang dikemukakan adalah benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar