Minggu, 15 April 2012

Lukanya Yang Membawa Mati Itu Sembuh

“Maka aku tampak salah satu dari kepala-kepalanya itu terluka membawa mati; dan lukanya yang membawa mati itu sembuhlah sudah; maka seluruh dunia heran akan binatang itu.” (Wahyu 13 :3). William Miller memberitakan periode nubuatan tentang 2300 hari itu sebelum tahun 1844. Nubuatan yang ajaib itu telah disampaikan kepada dunia Kristen dengan kuasa besar oleh Roh Allah. Walaupun para pemimpin dari gereja-gereja yang semula itu tidak dapat menentang melawan kebenaran yang disampaikan oleh Miller, mereka memalingkan juga telinganya daripada mendengarkan ajaran doktrin yang diajarkan olehnya.

Tetapi karena telah datang kekecewaan besar dalam tahun 1844 karena salah pengertian terhadap apa yang akan jadi pada akhir dari periode nubuatan itu, maka pergerakan yang diciptakan oleh Miller itu berakhirlah sudah. Pekabaran malaikat yang kedua dari Wahyu 14 : 8, telah memberitakan bahwa Babil (gereja-gereja yang mendahului tahun 1844) telah jatuh. Itu artinya, bahwa Allah tidak akan membiarkan terang apapun juga bercahaya atas firman-Nya melalui gereja-gereja yang jatuh ini. Kalau saja Allah tidak memanggil keluar sesuatu pergerakan Protestan yang lain lagi, maka luka yang membawa mati itu sudah akan sembuh pada waktu itu.

Oleh perantaraan pergerakan panggilan ilahi itu, dan yang dibantu oleh tulisan-tulisan “Roh Nubuatan”, maka maksud Allah adalah mempertahankan “luka yang membawa mati itu” tetap pada “kepala” binatang itu. Tetapi nubuatan Firman Allah mengatakan : “Lukanya yang membawa mati itu sembuhlah sudah.” Karena Firman Allah yang Suci menyatakan bahwa lukanya itu sembuhlah sudah, dan karena nubuatan tidak dapat gagal, maka pastilah bahwa luka itu “sembuhlah” sudah.

Tetapi karena Protestantisme oleh mematuhi Firman Allah telah menimbulkan luka itu, maka hanya Protestantisme yang benar saja yang akan dapat mempertahankan luka yang menyakitkan itu pada kepala binatang itu. Jika luka itu sembuh, maka terbuktilah, bahwa mereka yang dipercayakan Allah dengan pekabaran bagi sebuah dunia yang akan binasa, tentu telah dikalahkan dengan cara yang sama seperti yang dialami oleh setiap pergerakan yang ada semenjak permulaan dunia. Adalah sesuatu perkara yang ajaib untuk dicatat bagaimana musuh yang tua itu telah berhasil mencemarkan sidang dalam setiap masa melalui kepemimpinannya sendiri. Kepintaran manusia yang tertinggi terus menerus dibawa ke dalam kekeliruan sehingga dengan demikian mereka melayani Setan bagi kejatuhannya sendiri. Tidakkah pernah umat Allah mau mengambil manfaat dari semua kenyataan sejarah dan Alkitab ini? Bukankah segala perkara ini tertulis sebagai nasehat bagi orang-orang yang hidup di akhir zaman? Allah, melalui Firman-Nya yang Suci memerintahkan sebagai berikut : “Berhentilah bergantung pada manusia, yaitu mereka yang napas hidupnya terdapat di dalam lubang-lubang hidungnya; karena dalam apakah ia dipertanggung-jawabkan?” (Yesaya 2 : 22).

Sebagaimana telah diakui, bahwa pengasingan paus dalam tahun 1798 itu merupakan suatu pertanda, bahwa pukulan yang membuat luka telah selesai dilakukan, maka dengan begitu karena ia telah berhasil lagi memperoleh kekuasaannya yang ada kini membuktikan selanjutnya bahwa lukanya itu telah sembuh. Kenyataan-kenyataan ini tidak dapat dbantah, karena telah diakui bahwa peristiwa tahun 1798 itu adalah benar; oleh sebab itu peristiwa satunya yang terjadi dalam tahun 1929 tidak dapat disangkal. Memang demikianlah halnya, bahwa inilah masanya dimana simbol nubuatan itu berbicara, “lukanya yang membawa mati sembuhlah sudah.” Bacalah “Tongkat Gembala”, jilid 1, karena seluruh jilid itu membicarakan masalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar